INTIP24 – Atlet Muslim Rusia, Khabibe Nurmagomedov memberi dukungan kepada rakyat Palestina di tengah pertempuran di Timur Tengah. Mantan petarung MMA yang menjadi Muslim pertama yang meraih gelar UFC, menyampaikan pesan dukungannya lewat akun Instagramnya.
Terpantau pada hari Senin, mantan juara kelas ringan kelahiran Dagestan ini membagikan postingan kepada 35 juta pengikut Instagram yang berisi doa agar “Allah membela mereka yang tidak dapat membela diri”.
Pesan tersebut mencakup emoji telapak tangan terbuka – sebuah isyarat permohonan dalam Islam – bendera Palestina dan hati, tetapi tidak ada konten lainnya.
Rekan bintang MMA Rusia Khamzat Chimaev, yang lahir di Republik Chechnya dan tinggal di Swedia, juga dilaporkan memposting pesan dukungan dalam bentuk grafis.
Fotonya, yang dibagikan oleh media Rusia, mencakup garis besar tanah Palestina, bendera Palestina, dan gambar Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Lama.
Seperti diberitakan, Israel telah membalas serangan mematikan dan penyanderaan yang dilakukan akhir pekan lalu oleh kelompok militan Palestina Hamas.
Militer negara zionis itu telah sepenuhnya memblokade Gaza, tempat basis kekuatan organisasi tersebut berada, sehingga membuat dua juta penduduknya tidak dapat mengakses listrik dan air.
Ramzan Kadyrov, pemimpin Chechnya dan tokoh berpengaruh di komunitas Muslim Rusia, mendesak Israel untuk menahan diri.
“Ciptakan koalisi dan serukan kepada mereka yang Anda sebut sebagai teman, Eropa dan seluruh dunia, sehingga [Israel] tidak mengebom warga yang damai dengan dalih menghancurkan para militan,” katanya pada hari Senin, di hadapan para pemimpin negara-negara Muslim.
Konflik ini menonjol dibandingkan konflik lainnya yang terjadi di kawasan ini, karena konflik ini dapat “berubah menjadi sesuatu yang lebih besar,” Kadyrov memperingatkan.
Sementara itu, Pemerintah Rusia, seperti dikutip RT, mengutuk kekerasan terhadap warga sipil tanpa memandang siapa pelakunya.
Presiden Vladimir Putin mengatakan pada hari Selasa bahwa krisis tersebut adalah bukti kegagalan diplomasi AS.
Ia berpendapat bahwa Washington tidak pernah peduli dengan kepentingan inti rakyat Palestina.
Editor: Hasan M