Dituduh Menghasut, Netanyahu Tutup Kantor Al Jazeera di Israel

INTIP24 News – Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menutup operasional media Al Jazeera di Israel. Tindakan itu menyusul keputusan Kneset, pparlemennya Israel.

Al Jazeera mengutuk tindakan tersebut sebagai tindakan “kriminal”.

Jurnalis asing dilarang memasuki Gaza dan staf Al Jazeera adalah satu-satunya reporter yang berada di sana.

Selama bertahun-tahun, para pejabat Israel menuduh jaringan tersebut bias anti-Israel.

Bacaan Lainnya

Namun kritik mereka terhadap lembaga penyiaran tersebut semakin meningkat sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang dan lebih dari 250 orang disandera.

128 dari sandera tersebut masih belum ditemukan dan di antara mereka, setidaknya 34 orang diperkirakan tewas.

Setidaknya 34.683 warga Palestina telah terbunuh dan 78.018 terluka di Gaza sejak 7 Oktober, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.

Pihak berwenang mengatakan Al Jazeera memiliki hubungan dekat dengan Hamas, namun dibantah keras oleh jaringan tersebut.

Bulan lalu, parlemen Israel mengesahkan undang-undang yang memberi pemerintah wewenang untuk menutup sementara lembaga penyiaran asing yang dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional selama perang melawan Hamas.

Menteri Komunikasi Shlomo Karhi mengatakan larangan itu “akan segera berlaku”.

Itu perlu disertifikasi ulang setiap 45 hari.

Menurut perintah sementara, hal ini juga dapat mengakibatkan penutupan kantor, penghapusan situs web, dan penyitaan peralatan.

Qatar, tempat Al Jazeera bermarkas, menjadi penengah pembicaraan antara Israel dan Hamas mengenai konflik yang kini telah berlangsung hampir tujuh bulan.

Negosiasi sebelumnya yang dimediasi oleh Qatar menghasilkan gencatan senjata sementara dan pembebasan 105 sandera Israel.

Saluran tersebut menuduh Israel sengaja menargetkan stafnya.

Jurnalis termasuk Hamza Al-Dahdouh, putra kepala biro Al Jazeera Gaza Wael Al-Dahdouh, tewas akibat serangan Israel.
Israel membantah menargetkan jurnalis.

“Penindasan Israel terhadap kebebasan pers untuk menutupi kejahatannya dengan membunuh dan menangkap jurnalis tidak menghalangi kami untuk melakukan tugas kami,” kata jaringan tersebut dalam tanggapannya setelah larangan tersebut pada hari Minggu.

Pos terkait