Ide Guru Honorer LS Intimidasi dan Pungli Anak Muridnya Sendiri Menuai Kontroversi

Baturaja, OKU-Sumsel | intip24news.com – Kontroversi melanda SDN 18 setelah dugaan kurangnya pengawasan terhadap seorang guru honorer inisial LS oleh kepala sekolahnya, yang menyebabkan guru honorer tersebut bertindak semena-mena terhadap murid-muridnya.

Guru honorer tersebut disinyalir melakukan intimidasi dan praktik pungutan liar (pungli) terhadap murid-muridnya. Kamis (20/09/2023).

Kejadian ini pertama kali terungkap saat sejumlah orang tua murid mengadukan perilaku guru honorer tersebut kepada awak media, Kamis (20/09/2023).

Mereka mendeskripsikan bahwa guru honorer tersebut sering mengancam murid-murid dengan hukuman fisik dan psikis, serta meminta uang kepada murid-murid sebagai syarat untuk mendapatkan perlakuan lebih baik.

Bacaan Lainnya

Kepala sekolah SDN 18, sa’at dihubungi via telepon mengatakan tidak tahu kalau ada kejadian tersebut.

“Terserahlah mau diapakan silahkan. Mau dimuat di media juga silahkan”, ujar kepsek SD 18 saat dihubungi lewat telpon seluler.

Hal yang tidak pantas yang dilakukan oleh guru honorer ini dalam mendidik anak siswa seperti contoh kecil.

Dari lapiran yang berhasil dihimpun, hal yang tidak pantas yang dilakukan oleh guru honorer ini dalam mendidik anak siswa seperti, bila di dalam kelas ditakut-takuti akan dijatuhkan dari atas sekolah dari lantai 2 hingga membuat takut anak muridnya.

“Jelas hal demikian tidak mencerminkan sebagai seorang guru yang seharusnya dapat memberi pengertian yang lebih muda dipahami. Bukannya malah menakut-nakuti anak murid yang masih sangat rentan psikologisnya,” ungkap salah satu orang tua wali murid yang mendangar langsung dari ucapan anaknya bersekolah di sana.

Orang tua murid yang merasa resah berharap agar tindakan tegas diambil segera untuk menangani masalah ini dan memastikan keamanan anak-anak mereka.

Mereka juga berharap agar pihak sekolah dan dinas pendidikan maupun pemerintah setempat menjadi perhatian dan bertindak cepat untuk mengatasi masalah ini dan menghindari kejadian serupa di masa depan tidak terjadi lagi.

Kasus ini menjadi peringatan bagi semua pihak terkait pendidikan untuk lebih cermat dalam mengawasi dan memastikan etika dan perilaku guru honorer, demi menjaga lingkungan belajar yang aman dan positif bagi semua murid.

Sementara itu (LS) sebagai guru honorer saat di komfirmasi dirinya mengakui apa yang telah dilakukan terhadap murid didiknya.

Dia beralasan, hal tersebut dia lakukan didorong oleh ide untuk membuat epek jera terhadap muridnya.

“Saya timbul ide untuk bikin efek jera terhadap murid dengan cara mendenda bagi murid yang nakal dan uangnya tidak saya ambil. Uang tersebut saya kumpulkan di ketua kelas, nantinya setelah itu uang itu terkumpul akan saya kembalikan lagi ke murid-murid saya” jelas LS berdalih.

Laporan : Hermi / tim

Pos terkait