Merasa Dikhianati, Presiden Ukraina: Bagi Publik di Barat, Konflik Menjadi Seperti Pertunjukan

INTIP24 – Presiden Ukraina Vladimir Zelensky merasa dikhianati oleh Amerika Serikat dan sekutunya di Barat yang mengalihkan dukungan dan perhatian yang selama ini ia terima, dalam menghadapi konflik dengan Rusia.

Sebelumnya Barat yang dipimpin AS mendukung Ukraina dengan komitmen akan mendukung ‘selama diperlukan’, namun sepekan terakhir Barat mengalihkan bantuannya itu kepada Israel pasca ketegangan memuncak akibat serangkaian serangan kelompok Hamas yang menewaskan 1.400 warga Israel.

Israel langsung membalas dengan serangan terkordinasi baik darat, laut maupun udara. Dalam tiga pekan terakhir setidaknya 7.000 warga Gaza tewas.

Departemen Pertahanan AS, Pentagon kemudian mengerahkan pasukan dan senjata ke Timur Tengah dan Ketua DPR AS Mike Johnson mengadakan pemungutan suara darurat mengenai pengalihan bantuan militer kepada negara zionis Yahudi dari Ukraina.

Bacaan Lainnya

Menurut laporan majalah Time yang diterbitkan pada hari Senin, pejabat di lingkaran presiden Zalensky sekarang melihatnya sebagai orang yang “mengkhayal” dan konflik dengan Rusia tidak mungkin dimenangkan.

Zelensky dan para penasihatnya berbicara kepada majalah AS tersebut setelah presiden Ukraina mengunjungi Washington bulan lalu.

Berbeda dengan sambutan pahlawan yang diterimanya pada Desember lalu, kunjungan terakhirnya memperlihatkan Zelensky yang dikritik tentang korupsi di Ukraina dan dilarang berbicara kepada anggota parlemen di Capitol Hill.

Meskipun Presiden AS Joe Biden berjanji untuk mendukung Kiev “selama diperlukan”, Kongres gagal menyepakati rancangan undang-undang bantuan baru untuk Ukraina.

Sepuluh hari setelah Zelensky kembali ke Kiev dari Washington, anggota parlemen berhasil meloloskan rancangan undang-undang pengeluaran untuk mencegah penutupan pemerintah, namun hanya setelah menghapus dana sebesar $6 miliar di Ukraina.

“Zelensky merasa dikhianati oleh sekutu Baratnya. Mereka telah meninggalkannya tanpa sarana untuk memenangkan perang, hanya sarana untuk bertahan hidup,” tulis Time, mengutip salah satu orang dekat Zalensky.

“Hal yang paling menakutkan adalah sebagian dunia sudah terbiasa dengan perang di Ukraina,” kata Zelensky.

“Kelelahan akibat perang bergulung seperti gelombang. Anda melihatnya di Amerika Serikat, di Eropa. Dan kami melihat bahwa begitu mereka mulai merasa sedikit lelah, hal itu menjadi seperti sebuah pertunjukan bagi mereka, seraya berujar, ‘Saya tidak bisa menonton tayangan ulang ini untuk yang ke-10 kalinya’.”

Zelensky mengatakan kepada Time bahwa ia masih percaya bahwa pasukannya dapat mengalahkan Rusia di medan perang, dan bahwa ia tidak akan melakukan negosiasi apa pun dengan Moskow, meskipun serangan balasan musim panas Ukraina gagal mencapai tujuannya dan mengakibatkan apa yang disebut oleh majalah tersebut sebagai “kerugian besar.”

Menurut angka terbaru Rusia, militer Ukraina kehilangan lebih dari 90.000 orang antara awal Juni dan awal bulan ini.

“Dia menipu dirinya sendiri,” salah satu pembantu terdekat Zelensky mengatakan kepada Time.
“Kami kehabisan pilihan.
Kami tidak menang.
Tapi coba katakan itu padanya.”

“Ini masuk akal,” kata Zelensky kepada Time, seraya menambahkan bahwa meskipun “bantuan dunia itu dibutuhkan” di Israel, “kitalah yang dirugikan.”

Editor: Hasan M

Pos terkait