JAKARTA | INTIP24 News – Kejadian nahas menimpa seorang bocah (BRP), kepala penis miliknya terpotong putus saat mengikuti sunat massal di lokasi SD Nabawi Islamic School Rawamangun Jakarta Timur beberapa waktu lalu.
Kasus ini bermula saat korban (BBP) beserta sejumlah anak lainnya mengikuti sunat massal pada Sabtu 3 Februari 2024 pada pukul 07.50 WIB, yang diadakan oleh pihak komite SD Nabawi School dan berkerja dengan PT Medika Inovasi Kreatif / klinik sunat 123 sebagai tenaga medis khitan.
Kepada awak media, Kakak korban (A), menceritakan, kronologis singkat, “Ya adik saya dikhitan oleh oknum dokter (AR) asistennya (MP), Ketika proses khitan atau hendak ingin memotong, oknum dokter (AR) ini sudah diperingatkan oleh ibunda BBP karena terlihat menarik kulit terlalu panjang,” jelasnya.
“Tetapi peringatan tersebut tidak dihiraukan sama sekali oleh oknum dokter dan asisten dokter pada saat itu,” Ucapnya.
Akhirnya nahaslah habis terpotong si kepala penis BBP sampai terputus hingga mengakibatkan pendarahan akibat luka serius pada penis korban, korban lalu dilarikan ke RSCM karena keluar darah tak henti-henti.
” Ya pak anak saya mengalami pendarahan,” tutur ibunya sembari menangis.
Peristiwa tersebut cukup membuat orang tua dan pihak keluarga korban terlihat sangat kecewa dan menyesali tindakan, kelalaian oknum dokter serta asisten yang terlihat ceroboh dan tidak profesional
Akibat kejadian itu, kondisi fisik anak tersebut khusus bagian alat vitalnya menjadi terganggu saat korban buang air kecil dan kondisi psikologisnya pun menjadi terganggu.
Tidak sampai di peristiwa tersebut, Ibunda korban pun di berhentikan dipecat dari pekerjaannya imbas sering tidak masuk kerja karena kepentingan BBP berobat dan merawat karena BBP sering merintih kesakitan.
Begitupun ayah korban yang bekerja sebagai Ojek online ia juga sudah tidak bisa menjalankan tugas nya karena mengurus BBP
“Ya pak Ekonomi keluarga kami jadi tidak normal, bukan hanya ibu saya adik saya (AG) kakak nya korban ikut di berhentikan dari pekerjaannya karena beberapa hari sering ijin tidak masuk kerja, karena mesti harus urus korban,” tegas (A) dengan nada lirih
Dan atas kelalaian, kami menuntut pihak medis (tersangka) begitupun pihak penyelenggara dalam hal ini Komite SD Nabawi Islamic School dan klinik sunat 123 dapat bertanggung jawab penuh, karena menjadi cacat seumur hidup yang di alami pada penis anak kami.
“Saya sebagai orang tua meminta keadilan untuk anak saya dan meminta kepada oknum yang bersangkutan untuk bertanggung jawab atas kejadian ini,”ujarnya