SERANG, Intip24News.com — Bau busuk akibat tumpukan sampah di Pasar Petir, Desa Mekarbaru, Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, kembali menjadi keluhan para pedagang dan warga sekitar. Kondisi lingkungan pasar yang kotor dan menyengat itu sudah berlangsung lebih dari sepuluh hari tanpa penanganan.
Keluhan tersebut disampaikan sejumlah pedagang dan warga kepada Intip24News.com, Jumat (10/10/2025). Mereka menyesalkan lambannya pengangkutan sampah yang seharusnya menjadi tanggung jawab pengelola pasar.

Seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya mengatakan, sampah sudah hampir dua pekan menumpuk tanpa kejelasan penyebab keterlambatan pengangkutan.
“Sampah ini sudah lebih dari sepuluh hari tidak diangkut. Kami tidak tahu apa penyebabnya. Padahal para pedagang rutin membayar iuran kebersihan. Bahkan warga di luar pasar yang ikut membuang sampah di sini juga membayar iuran antara Rp20 ribu hingga Rp50 ribu per kontrakan,” ujar pedagang tersebut.
Keluhan serupa disampaikan pedagang lainnya. Ia menyebut kondisi pasar semakin tidak nyaman, bahkan tumpukan sampah mulai menutup akses jalan di area pasar.
“Kami sudah geram. Sampah menumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap. Sepertinya Pemkab Serang tidak memperhatikan kondisi pasar ini,” ucapnya.
Sementara itu, Mantri Pasar Petir, Syafrudin, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, membenarkan adanya penumpukan sampah di pasar tersebut. Ia menjelaskan bahwa persoalan itu terjadi akibat kendala teknis di lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Berdasarkan informasi dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Serang, sejak 3 Oktober 2025, sampah dari Pasar Petir belum bisa diangkut ke TPA Bolang, Pandeglang, karena ada penolakan warga. Saat dicoba dialihkan ke TPA di Rangkasbitung, juga terjadi penolakan,” jelas Syafrudin.
Ia menambahkan, DLH Kabupaten Serang sedang berupaya mencari solusi alternatif agar pengangkutan sampah bisa segera kembali berjalan normal.
“Kami terus berkoordinasi dengan DLH untuk mencari opsi lain. Di antaranya, mencari lahan pribadi yang bersedia dijadikan tempat pembuangan sementara tanpa penolakan warga, atau menyewa kendaraan pribadi untuk mengangkut sampah, meskipun biayanya cukup besar. Selain itu, ada opsi lokasi baru di Wadas yang saat ini sedang dalam proses,” paparnya.
Syafrudin berharap persoalan sampah di Pasar Petir dapat segera diatasi agar aktivitas perdagangan kembali berjalan nyaman dan lingkungan pasar tetap bersih.
“Semoga dalam minggu depan sudah ada kabar baik dari DLH terkait solusi pembuangan sampah ini,” pungkasnya.
(WS/TLS)