SERANG|INTIP24NEWS.COM – Suasana khusyuk menyelimuti Masjid Raya Al-Bantani, Sabtu (4/10/2025), saat ribuan jamaah dari berbagai daerah di Provinsi Banten berkumpul dalam acara Doa Bersama dan Tasyakuran 25 Tahun Provinsi Banten. Kegiatan ini menjadi momentum refleksi dan rasa syukur atas perjalanan dua setengah dekade Banten sejak berdiri sebagai provinsi pada tahun 2000.
Gubernur Banten Andra Soni dan Wakil Gubernur A. Dimyati Natakusumah hadir bersama para ulama, tokoh masyarakat, ASN, serta masyarakat umum. Doa bersama dipimpin langsung oleh Ketua MUI Provinsi Banten KH. Bazari Syam, yang mengajak seluruh jamaah untuk bersyukur dan berdoa agar Banten senantiasa dilimpahi keberkahan.
Dalam suasana penuh kekhidmatan, lantunan zikir dan doa menggema di seluruh ruang masjid. Para jamaah menundukkan kepala, memohon agar Banten terus tumbuh sebagai daerah yang maju, aman, dan sejahtera.
“Tasyakuran ini kita isi dengan doa dan zikir, memohon syafaat agar Banten menjadi daerah yang maju, aman, dan terkendali,”
Ujar Wakil Gubernur Banten, A. Dimyati Natakusumah.
Sebagai wujud rasa syukur dan kepedulian sosial, dalam kesempatan tersebut juga diserahkan 500 paket sembako kepada masyarakat yang membutuhkan. Bantuan ini menjadi simbol semangat kebersamaan dan kepedulian sosial di tengah momentum ulang tahun ke-25 Provinsi Banten.
Kehangatan terasa di setiap sudut Masjid Raya Al-Bantani. Para ulama, pejabat, ASN, dan warga duduk bersama dalam satu majelis doa, tanpa sekat, mencerminkan semangat Banten yang religius, guyub, dan saling menjaga.
Gubernur Andra Soni dalam kesempatan itu juga mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga persatuan dan menumbuhkan semangat gotong royong dalam membangun Banten ke depan.
“Perjalanan 25 tahun ini menjadi bukti bahwa Banten bisa tumbuh karena kerja sama semua pihak. Mari terus berdoa, berikhtiar, dan menjaga Banten agar selalu diberkahi,” ujar Gubernur.
Acara doa bersama ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-25 Provinsi Banten, yang mengusung semangat “Banten Maju, Berkah, dan Bersatu.”
Dari zikir hingga tasyakuran, dari doa hingga kepedulian sosial — momentum ini menegaskan bahwa pembangunan Banten tidak hanya diukur dari kemajuan fisik, tetapi juga dari kuatnya spiritualitas, solidaritas, dan cinta warga terhadap tanah kelahirannya.
( Red-FBPB )
