JALITA Boleh Pensiun, Namun Penerusnya Tetap Layani Setiap Perjalanan

JALITA, sebuah nama yang kini menjadi ikon sejarah perjalanan kereta rel listrik (KRL) khususnya di Jabodetabek. Jalita sendiri adalah singkatan kata dari “Jalan-jalan Lintas Jakarta” dan menjadi fondasi modernisasi layanan, mulai dari hadirnya AC hingga meningkatnya kenyamanan yang kita rasakan hari ini.

Didatangkan dari Jepang oleh Tokyu Railway dan menjadi armada pertama KAI Commuter saat perusahaan tersebut didirikan pada tahun 2009.

Dikutip dari akun X PT KAI (@keretaapikita) Jalita resmi pensiun pada 16 November 2025 setelah 50 tahun beroperasi, bersama dengan Seri Tokyu 7000 dan JR East 203.

JALITA Boleh Pensiun, Namun Penerusnya Tetap Layani Setiap Perjalanan

Sisa dari KRL Jalita sekarang dijadikan Mini Museum KRL Jalita yang terletak di Stasiun Jakarta Kota, di mana pengunjung bisa melihat sejarah KRL melalui berbagai ornamen, miniatur, dan foto-foto di dalam rangkaian keretanya.

Bacaan Lainnya

Perpisahan ini dirayakan melalui Mini Museum JALITA yang dikunjungi lebih dari 20.000 orang dan menampilkan perjalanan JALITA bersama Tokyu 7000 dan JR203.

Ignasius Jonan turut hadir mendampingi perjalanan terakhir JALITA dan mengingatkan pentingnya Commuter Line sebagai etalase layanan kereta api nasional.

Beliau berharap sebagian sarana dapat dilestarikan sebagai warisan perkembangan layanan kereta urban.

Ignatius Jonan

Nama JALITA sendiri diberikan oleh Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal sebagai simbol perjalanan masyarakat lintas kota di Jakarta.

Seiring purna tugas JALITA, mobilitas masyarakat Jabodetabek terus meningkat.

Hingga Oktober 2025, Commuter Line telah melayani lebih dari 287 juta penumpang. KAI dan KAI Commuter terus berinvestasi untuk menjawab kebutuhan mobilitas yang terus tumbuh.

JALITA boleh beristirahat, namun warisannya tetap hidup melalui semangat melayani dan modernisasi layanan komuter di setiap perjalanan.