AS Tuduh Moskow di Balik Demonstrasi Pro Palestina, Rusia: AS Telah Menghina Demokrasinya Sendiri

INTIP24 News – Mantan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi menyalahkan Rusia atas gelombang protes pro-Palestina oleh mahasiswa di seluruh negeri paman sam.

Politisi senior Partai Demokrat itu telah mengaitkan protes pro-Palestina di AS dengan dugaan pengaruh asing dalam beberapa kesempatan berbicara.

Yang terbaru adalah dalam sebuah wawancara dengan Raidio Teilifis Eireann (RTE) milik Irlandia minggu ini.

“Ini demi kepentingan Putin, siapa namanya? untuk menang. Oleh karena itu, saya melihat adanya dorongan dari pihak Rusia atas apa yang sedang terjadi,” ujar Pelosi mengenai demonstrasi tersebut.

Bacaan Lainnya

Pelosi juga mempermasalahkan julukan ‘Genosida Joe’ yang disematkan kepasa Presiden Joe Biden atas kegagalannya menekan Israel agar lebih menahan diri dalam agresi militernya di Gaza.

Menanggapi hal itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada hari Jumat menyatakan bahwa Pelosi telah menghina rakyatnya sendiri, para pemilih Amerika, negara yang selalu menjunjung demokrasi itu dengan melempar masalah ini ke negara lain.

Pelosi mengakui bahwa sentimen pro-Palestina dapat berdampak pada dukungan Biden selama pemilihan presiden AS pada bulan November, dan mengklaim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin menginginkan kandidat dari Partai Republik, Donald Trump, untuk terpilih.

Pelosi menambahkan, “para aktivis pro-Palestina memiliki perasaan yang tulus, akunya, namun “beberapa di antaranya bernuansa Rusia.” imbuhnya dikutip RT News.

Menanggapi pernyataan Pelosi di postingan media sosial, Zakharova mengatakan bahwa pernyataan tersebut “hanya dapat dianggap sebagai penghinaan terhadap rakyat Amerika dan mengabaikan demokrasi.”

Pada bulan Januari, mantan ketua DPR meminta FBI untuk menyelidiki pendanaan kelompok pro-Palestina, dan mengklaim bahwa tuntutan mereka untuk gencatan senjata di Gaza adalah “pesan Putin.”

Pelosi juga tertangkap kamera sedang menyerang orang-orang yang mengejek di luar rumahnya, menyuruh mereka untuk “kembali ke Tiongkok,” yang seharusnya menjadi tempat “markas” mereka berada.

Tingkat dukungan terhadap Biden mendapat pukulan telak di kalangan pemilih Partai Demokrat karena sikapnya yang pro-Israel, meskipun Pelosi bersikeras bahwa presiden tersebut telah menjadi “pendukung terbesar bantuan kemanusiaan untuk Palestina” di tengah konflik di Gaza.

“Kelompok-kelompok di luar yang melakukan protes menyalahkannya, padahal hanya dia yang melakukan advokasi pada tingkat tersebut,” tuturnya.

Sebagaimana dilaporkan media, otoritas lokal di seluruh AS menggunakan kekerasan untuk membubarkan demonstrasi pro-Palestina di kampus-kampus universitas, dan dalam beberapa kasus dilaporkan terjadi penangkapan massal.

Para pengunjuk rasa menjadi sasaran di Yale, Harvard, Universitas Texas di Austin, Universitas Southern California, dan institusi lainnya.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut baik tindakan keras AS, mencap para aktivis tersebut sebagai “gerombolan anti-Semit” dan membandingkan mereka dengan simpatisan Nazi pada tahun 1930an.

Presiden Rusia Vladimir Putin turut menanggapi pernyataan Pelosi terkait pemilihan presiden AS mendatang dan telah secara terbuka menyatakan bahwa dia akan lebih nyaman dengan Biden yang “dapat diprediksi” dan “jadul” daripada Trump sebagai presiden AS berikutnya.

Pos terkait