INTIP24 News – Sebuah pesawat jet tempur Angkatan Udara (AU) Bangladesh jatuh menimpa sebuah kampus di ibu kota Dhaka, Senin (21/7/2025). Juru bicara militer, menyebut, pesawat tersebut mengalami masalah teknis tak lama setelah lepas landas. 19 orang tewas dan 164 orang luka-luka imbas jatuhnya sebuah jet tempur tersebut.
Melansir Reuters, Jet F-7 BGI lepas landas pukul 13.06 waktu setempat dari pangkalan Angkatan Udara Bangladesh di Kurmitola, Dhaka. Juru bicara militer Bangladesh, Letnan Kolonel Sami Ud Dowla Chowdhury menyebut, penerbangan jet tersebut sebagai bagian dari misi latihan rutin.
“Pilot berusaha sekuat tenaga untuk mengalihkan pesawat dari daerah padat penduduk. Meski pun telah berusaha sekuat tenaga, pesawat jatuh di sebuah gedung dua lantai milik Milestone School and College,” ucap Chowdhury, Senin (21/7/2025).
Pilot jet tempur tersebut termasuk dalam daftar orang yang meninggal dunia akibat insiden tersebut. Pemerintah juga membentuk komite untuk menyelidiki penyebab jatuhnya jet tersebut.
Jet F-7 BGI merupakan varian terakhir dan tercanggih dalam keluarga pesawat Chengdu J-7/F-7 China, menurut Jane’s Information Group. Bangladesh menandatangani kontrak pengadaan 16 pesawat pada 2011 dan pengiriman selesai pada 2013.
Video-video setelah kecelakaan menunjukkan kebakaran besar terjadi di dekat halaman yang mengeluarkan kepulan asap tebal ke langit, sementara orang banyak menyaksikan dari kejauhan.
Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke puing-puing pesawat yang hancur, yang tampaknya menabrak sisi bangunan. Hantaman jet tersebut merusak kisi-kisi besi dan menciptakan lubang menganga pada struktur bangunan tersebut.
“Seorang siswa kelas tiga dibawa dalam keadaan meninggal dunia, dan tiga lainnya, berusia 12, 14, dan 40 tahun, dirawat di rumah sakit,” ucap kepala unit luka bakar di Rumah Sakit dan Fakultas Kedokteran Dhaka, Bidhan Sarker.
Insiden ini terjadi sekitar sebulan setelah sebuah pesawat Air India jatuh menimpa sebuah asrama perguruan tinggi kedokteran di kota Ahmedabad, India, yang menewaskan 241 dari 242 orang di dalamnya dan 19 orang di darat. Kejadian ini menandai bencana penerbangan terburuk di dunia dalam satu dekade.