Presiden Iran Ajak Negara Muslim Bersatu Hadapi Israel, Ingatkan Bahaya Perpecahan

l

TEHERAN|INTIP24NEWS.COM – Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyerukan negara-negara Muslim untuk bersatu menghadapi rezim Israel, yang dinilainya sering memanfaatkan perpecahan untuk melemahkan umat Islam. Seruan ini disampaikan dalam pertemuannya dengan Menteri Dalam Negeri Pakistan, Mohsin Naqvi, di Teheran.

TEHERAN – Presiden Iran Masoud Pezeshkian menekankan pentingnya persatuan di antara negara-negara Muslim untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh rezim Israel. Ia menilai Israel sering menciptakan perpecahan sebagai strategi untuk melemahkan kekuatan umat Islam.

“Jika pemerintah dan komunitas Muslim menyadari pentingnya persatuan umat Islam, mereka dapat secara efektif bersatu melawan rezim Zionis, yang tumbuh subur dengan menciptakan perpecahan dan melakukan ketidakadilan dalam masyarakat Islam,” kata Pezeshkian, dikutip dari Press TV, Selasa (15/7/2025).

Pezeshkian menyampaikan hal ini saat bertemu dengan Menteri Dalam Negeri Pakistan, Mohsin Naqvi, yang sedang melakukan kunjungan resmi ke Teheran pada Senin (14/7) malam waktu setempat. Dalam pertemuan tersebut, Pezeshkian juga mendesak para pemimpin negara Muslim untuk mewaspadai strategi berbahaya Israel dan menangkalnya dengan memperkuat kolaborasi antarnegara Islam.

Bacaan Lainnya
Presiden Iran saat bertemu dengan Delegasi Arab Saudi pada 2024 lalu

“Rezim Zionis bertujuan untuk melemahkan dan memecah belah umat Muslim,” tegasnya, seraya menekankan perlunya respons kolektif dalam menghadapi “agenda jahat” tersebut.

Selain membahas solidaritas umat Islam, Pezeshkian juga mengungkapkan kepuasannya atas hubungan baik antara Iran dan Pakistan saat ini. Ia mengapresiasi dukungan kuat Pakistan selama perang 12 hari antara Iran dan Israel yang terjadi beberapa waktu lalu.

Pertemuan tersebut menjadi bagian dari upaya Iran untuk memperkuat kerja sama regional dengan negara-negara Muslim, terutama dalam menghadapi ketegangan dan konflik yang melibatkan Israel di kawasan Timur Tengah.

Sumber: Press TV, IRNA, Tehran Times,