Bocah 7 Tahun Meninggal Usai Operasi Amandel, Dinkes Kota Bekasi Bentuk Tim Investigasi

KOTA BEKASI – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi telah membentuk tim investigasi untuk mengungkap penyebab kematian pasien atas nama BAD (7 tahun) setelah menjalani operasi amandel di Rumah Sakit (RS) Kartika Husada.

Tim investigasi melibatkan beberapa unsur di antaranya Ikatan Dokter Indonesi (IDI), Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tim spesialis ahli THT, konsultan anestesi.

Meski Dinkes Kota Bekasi diberikan kewenangan membentuk tim investigasi, mereka tidak bisa menjatuhkan sanksi, karena hal itu kewenangan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berdasarkan Pasal 65, PP Nomor 47 tahu 2021.

Pihak Rumah Sakit (RS) Kartika Husada Jatiasih, Kota Bekasi yang tengah menjadi perbincangan setelah adanya aduan tentang dugaan malapraktik. Aduan itu muncul dari Albert Francis, orangtua dari A (7), seorang anak yang didiagnosis mati batang otak usai menjalani operasi amandel pada Selasa (19/9/2023).

Bacaan Lainnya

Albert begitu syok mengetahui anaknya sempat henti napas dan henti jantung lalu terbaring koma selama 13 hari usai menjalani operasi.

Seperti diberitakan, BAD mengembuskan napas terakhirnya pada Senin (2/10/2023) pukul 18.45 WIB. Esok harinya, Selasa (3/10/2023) pihak RS menggelar jumpa pers menyampaikan permintaan maaf sekaligus penjelasan.

Komisaris sekaligus pemilik RS Kartika Husada Jatiasih, Nidya Kartika, menyampaikan permintaan maaf atas kekurangan dan kekecewaan keluarga selama A dirawat.

“Teruntuk keluarga pasien, terutama untuk bapak dan ibu dari adik (A) yang kami sayangi, dari hati yang paling dalam, kami mohon dimaafkan segala kekurangan yang menimbulkan kecekcokan dan kekecewaan selama perawatan dan pengobatan,” kata Nidya, seperti dikutip Kompas Selasa.

Berkait perawatan dan pengobatan, Nidya menyebut, dari awal A masuk sampai tutup usia, semua sudah dilakukan sesuai prosedur. “Tim medis berupaya memberikan yang terbaik, insya Allah semua tindakan sudah sesuai SOP,” ujarnya.

Namun sampai sekarang, pihak rumah sakit belum menjelaskan penyebab A didiagnosis mati batang otak. Padahal yang dijalani hanya operasi amandel. Case Manager RS Kartika Husada Jatiasih Rahma Indah menuturkan, untuk saat ini, pihaknya hanya bisa menyampaikan bahwa hal tersebut merupakan risiko dari operasi.

“Penyebabnya bukan kapasitas saya, tapi dengan dokter-dokter yang menangani,” tutur dia.

Dokter yang menangani operasi A tidak dihadirkan dalam konferensi pers karena tengah dipanggil oleh Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Namun yang pasti, kata Rahma, setiap tindakan medis memang sudah dipastikan akan berisiko terhadap pasien.

“Tetapi hal ini hanya bisa dibuktikan secara ilmiah. Saat ini kami melakukan investigasi,” imbuh dia.

Di sisi lain, Manajemen rumah sakit (RS) Kartika Husada Jatiasih, Kota Bekasi, menegaskan tidak akan menghindar dari tuntutan dan laporan atas dugaan malapraktik. Laporan dari Albert berkait dugaan malapraktik teregistrasi dengan nomor: STTLP/B/5814/IX/2023/SPKT/POLDA METRO JAYA.