Di Indonesia, bahwa arus ideologi kapitalis serta ideologi yang berakar materialisme merupakan tantangan besar dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam bidang politik.
Perihal yang satu ini menimbulkan sejumlah problem dan beban
sosial, namun kenyataan inilah yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
Dalam sistem demokrasi sekuler yang dilandasi kapitalisme dan. berakar pada materialisme. Tak pelak lagi dunia politik dipenuhi dengan kompetisi dan persaingan yang mengedepankan popularitas dan elektabilitas yang dibangun dengan pencitraan. Ironinya justru mengesampingkan kecerdasan prestasi dan tingginya akhlak sebagai panutan masyarakat yang bakal dipimpin dan diayomi.
Yang pada gilirannya, para politisi pada merasa kesukaran menghindari syahwa “riya’ dalam setiap aktivitas yang berbau politik untuk mencapai tujuannya.
Kaum Neolib saat ini menjadi hegemoni dan adalah “ancaman riil yang potensial “ bagi keberlangsungan berbangsa dan bernegara, karena mereka menggunakan pendekatan “Hard dan Soft Power” dalam rangka melumpuhkan gerakan-gerakan yang menjadi sasaran mereka.
Hard power suatu istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan kekuasaan politik (power politics application) melalui penggunaan kekuatan aparat dan atau kekuatan ekonomi dengan cara paksaan untuk mempengaruhi perilaku kepentingan entitas politik pihak lain.
Aplikasi hard power merupakan spektrum dan menggambarkan kemampuan sebuah
kelompok untuk memaksa atau membujuk serta melakukan tindakan sesuai dengan kehendaknya.
Sedangkan soft power adalah penggunaan hard power melalui cara-cara persuasi dan
nonkoersif, namun hard power tetap adalah instrumen utamanya.
Atas dasar kondisi yang sedemikian itu pemerintahan yang akan datang, yakni presiden terpilih Prabowo Subianto mau tidak mau harus mampu meningkatkan kemampuan selain ‘hard power’, ‘soft power’ dan yang tak kalah penting juga dibutuhkan “smart power”.
Hal tersebut akan menjadi bagian penting dari perangkat kebijakan yang sangat
dibutuhkan di masa mendatang.
Terlebih lagi, kemampuan “smart power” harus ditingkatkan karena ancaman keamanan diprediksi terus mengalami pergeseran dilihat dari segi sifat maupun aktornya.
KH Ir Ronggosutrisno Ta’in/ INTIP24 News