INTIP24 – Pemerintah Pakistan melarang perayaan Malam Tahun Baru untuk menunjukkan solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza. Mereka juga mendesak masyarakat Pakistan
untuk memperhatikan kesederhanaan saat malam pergantian tahun.
Dilansir dari France 24, Minggu (31/12/2023), dalam pidato nasional yang disiarkan televisi pada malam hari, Perdana Menteri Pakistan Anwaar-ul-Haq Kakar mengatakan, karena situasi di Jalur Gaza, pemerintah telah sepenuhnya melarang segala macam acara yang berkaitan dengan perayaan tahun baru.
Pemboman udara dan invasi darat Israel yang tiada henti ke Gaza, sebagai pembalasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, telah menghancurkan sebagian besar wilayah utara Gaza, dan menewaskan sedikitnya 21.320 orang, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola oleh Hamas.
Serangan tanggal 7 Oktober 2023 oleh militan Palestina menyebabkan sekitar 1.140 orang tewas, yang sebagian besar adalah warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan data Israel. Kakar mengatakan pada hari Kamis, “Seluruh bangsa Pakistan dan umat Islam sangat sedih atas genosida rakyat Palestina yang tertindas, terutama pembantaian anak-anak tak berdosa, di Gaza dan Tepi Barat.”
Malam Tahun Baru biasanya ditandai dengan meriah di Pakistan, dengan kembang api dan tembakan dari udara beserta hari libur bank pada tanggal 1 Januari.
Sementara itu, Sharjah, sebuah daerah di Uni Emirat Arab, pada Kamis, juga melarang kembang api pada Malam Tahun Baru karena perang di Gaza. Larangan itu merupakan “ekspresi tulus solidaritas dan kerjasama kemanusiaan dengan saudara kita di Jalur Gaza”, kata polisi Sharjah dalam sebuah unggahan di Facebook.
Tahun 2023 akan berakhir ketika jutaan orang di kawasan ini tidak yakin akan masa depan mereka dan menghadapi ancaman kematian serta pengusiran dari tanah air mereka.






































