JAKARTA | INTIP24 News – Sebanyak 55 ribu Jemaah Haji Indonesia tidak akan bermalam atau melaksanakan mabit di Muzdalifah. Artinya mabit dilaksanakan dengan skema murur ini.
Skema ini diterapkan sebagai ikhtiar menjaga keselamatan jiwa jemaah haji atas potensi kepadatan di tengah terbatasnya area Muzdalifah.
Hal itu disampaikan Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama (Kemenag) Subhan Cholid
Subhan menjelaskan angka tersebut berdasarkan dari jumlah jemaah reguler sejumlah 10 ribu orang dan ditambah 27 ribu jemaah yang tahun lalu menempati Mina Jadid. Selain itu juga adanya faktor pengurangan luas area Muzdalifah karena pembangunan toilet.
“Luas 20 ribu itu kalau diasumsikan setara dengan 18 ribu jemaah. Sehingga totalnya itu 18 ribu ditambah 10 ribu (jemaah reguler) ditambah 27 ribu (jemaah yang tahun lalu menempati Mina Jadid),” katanya di Kantor Daker Makkah, Kamis (6/6/2024).
Lebih lanjut, ia menjelaskan 55 ribu jemaah yang akan melaksanakan skema mabit murur tersebut memenuhi beberapa kriteria yang meliputi, risiko tinggi secara medis, lansia, disabilitas, dan para pendamping jemaah (risiko tinggi, lansia, dan disabilitas).
Skema murur yakni mabit atau bermalam yang dilakukan di Muzdalifah dengan cara melintas setelah melakukan wukuf di Arafah.
Masih menurut Subhan, pihaknya masih terus mendata melalui ketua sektor dan ketua kloter berbasis empat kriteria itu.
“Ketua kloter nantinya akan menyampaikan ke ketua sektor,” katanya.
Terkait skema tersebut, Subhan juga mengasumsikan bahwa setiap maktab setidaknya ada 750-an jemaah yang melaksanakan murur. Dengan perhitungan tersebut, jumlah 73 maktab yang ditempati jemaah haji Indonesia, maka angka 55 ribu itu bisa tercapai.
“Nanti kita tinggal sesuaikan dengan jumlah bus yang diperlukan,” katanya.
Sementara itu, jemaah yang berangkat dari Mekkah ke Arafah tetap akan mengikuti skema normal.
Namun pada 9 Dzulhijah 1445 H atau 16 Juni 2024, ketika terbenam matahari di Arafah, jemaah mulai digerakkan menuju Muzdalifah dan juga ke Mina.
“Pada fase ini trip pertama dan kedua diperuntukkan untuk jemaah murur,” katanya.
Kemudian setelah selesai trip pertama dan kedua, jemaah nonmurur akan diikuti skema normal.
Para jemaah nantinya akan bergerak dari Arafah ke Muzdalifah pada pukul 23.00 dan mereka sudah harus berada di Mina paling lambat pukul 08.30 Waktu Arab Saudi.