INTIP24 – Putra Mahkota Saudi Mohammad Bin Salman dilaporkan “kesal” terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Hal ini diyakini menjadi alasan mengapa perundingan normalisasi dengan negara zionis itu tampaknya tertunda.
Mengutip TV Chanel 12 Israel pada hari Selasa, para pejabat senior Saudi, mengklaim bahwa Riyadh tidak akan menerima normalisasi hubungan dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina yang merdeka.
“Para pejabat menekankan bahwa Arab Saudi tidak akan menandatangani perjanjian normalisasi tanpa syarat, dan menunjukkan bahwa Netanyahu tidak siap memberikan konsesi apa pun kepada Palestina.” tulis laporan itu.
Menurut Channel 12 yang dilansir Midke East Eye (MEE), para pejabat Kerajaan Saudi “tidak tertarik untuk berbicara dengan pemerintah ekstremis Israel saat ini.”
“Tidak ada cara lain untuk menyelesaikan konflik tersebut selain dengan memastikan berdirinya negara Palestina yang merdeka.” pejabat senior Saudi menegaskan.
Dilaporkan pada hari Senin bahwa Menteri Luar Negeri Saudi Faisal Bin Farhan mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina adalah melalui negara Palestina yang merdeka.
“Tidak ada cara untuk menyelesaikan konflik selain dengan memastikan berdirinya negara Palestina yang merdeka,” tegas Bin Farhan.
“Masyarakat mulai kehilangan harapan terhadap solusi dua negara. Rencananya harus kembali ke garis depan.”
Channel 12 juga melaporkan para pejabat Saudi yang mengatakan bahwa syarat utama bagi Kerajaan Saudi untuk menandatangani perjanjian normalisasi dengan negara pendudukan (zionis) adalah mengizinkan pengayaan uranium di Arab Saudi;
menciptakan negara Palestina merdeka bersama Israel di wilayah pendudukan Palestina;
dan mempertahankan status quo di Yerusalem yang diduduki.
Israel dilaporkan “berkeringat” atas konsekuensi normalisasi hubungan dengan Arab Saudi.
Kemungkinan Kerajaan Arab Saudi mempunyai program nuklirnya sendiri, bahkan untuk tujuan sipil, sangat mengkhawatirkan bagi negara apartheid tersebut.
Editor: Hasan M