Oleh KH Ronggosutrisno Tahir
Dari tema diskusi ‘Bekasi Mencari Pemimpin’ pada minggu lalu yang diadakan di kawasan hunian mewah Meikarta muncul berbagai pandangan dan usulan yang datang dari sejumlah tokoh dari berbagai elemen masyarakat. Dalam mencari sosok figur yang pantas dan layak untuk memimpin Kabupaten Bekasi.
Dalam keriuhan semangat pencarian calon pemimpin daerah dengan 6.000 pabrik industri yang berdiri di dalamnya, hadir memenuhi undangan panitia penggagas diskusi tersebut sejumlah tokoh, baik dari kalangan politik, organisasi masyarakat (ormas), ada juga dari birokrat, tokoh pemuda bahkan dari kalangan jurnalis.
Masing-masing mengutarakan ide dan pikiran untuk dijadikan acuan bagi kemajuan dan perbaikan Bekasi kedepan.
Menurut hemat penulis, sesungguhnya Bekasi membutuhkan figur bupati yang memahami Bekasi secara baik dan benar. Terlebih lagi jika yang bersangkutan mempunyai ikatan moral dan emosional dengan daerah ini.
Yakni seorang calon pemimpin yang memiliki skill leadership yang kuat untuk
membawa Bekasi kepada perbaikan.
Oleh karenanya, dapat dipastikan sang bupati harus memiliki kapasitas serta kapabilitas memimpin sebuah daerah yang diproyeksikan bakal menjadi Kota modern di masa depan.
Perihal ini, maka bupati Bekasi haruslah sosok figur yang memiliki gagasan orisinal dan cerdas, dapat melanjutkan pembangunan Bekasi untuk kesejahteraan warganya juga menjadikan sebagai kota industri dan hunian modern.
Lantas jangan juga dilupakan soal garis pantai Bekasi yang terbentang di utara. Konon pantai di utara Bekasi memanjang 72 Km dari Kamal Muara hingga ke Cabangbungin. Ditambah dengan areal pertambakan seluas 12000 hektar, Tentu saja ini merupakan modal pembangunan yang sangat strategis dan marketable untuk mamajukan Bekasi dan mensejahterakan warganya.
Harapan itu akan terwujud manakala sang figur calon bupati nantinya akan dapat menghadirkan peran pemerintahan untuk serius memberdayakan segenap potensi demi meningkatkan taraf hidup warganya.
Seperti kita ketahui, Kabupaten Bekasi, selain sebagai Kota Urban (Urban City), daerah di utara Jawa Barat ini adalah daerah Kawasan Industri modern terbesar se-Asia Tenggara.
Tidak semua orang memiliki wawasan yang memahami kondisi tersebut.
Yaitu perpaduan antara kemampuan menejerial mengelola SDA dan SDM secara terintegrasi dan berkesinambungan.
Dari sekian banyak para kandidat calon Bupati, adalah H. Nalib Zainudin yang sangat gelisah dengan persoalan bahwa Bekasi belum memiliki Perguruan Tinggi Negri sendiri.
Bagaimana mungkin, sebagai kota industri modern terbesar se-Asia Tenggara, teramat naif dan konyol jika Kabupaten Bekasi tidak mempunyai perguruan tinggi negri.
Kenapa, karena perguruan tinggi negeri ini selanjutnya bisa berfungsi sebagai labolatoriumnya Kabupaten Bekasi.
Selain itu, pentingnya keberadaan Dewan Kesenian Bekasi, haruslah menjadi ruh bagi pembangunan. Bersama lembaga keagamaan menjadi penghulu tata nilai kemasyarakatan di tengah kehidupan bermasyarakat yang kian modern.
Bupati Bekasi juga harus memberi perhatian yang lebih bagi ketersediaan lapangan kerja, baik bagi angkatan kerja warganya sendiri, maupun bagi angkatan kerja akibat melimpahnya urbanisasi.
Meluhat persoalan itu semua, sebut saja nama bakal calon bupati H Nalib Zainudin (Purn. Perwira TNI AD) disimak dari pemaparannya dalam diskusi tersebut, disampaikan dengan lantang dan lugas.
Nampaknya H Naib Zainudin mempunyai skill leadership yang dibutuhkan untuk menjadi bupati Bekasi di periode mendatang.
Buah pikiran
KH Ronggosutrisno Tahir
Editor
Hasan M