INTIP24 News – Departemen Pertahana Amerika Serikat, Pentagon mengkonfirmasi jatuhnya jet tempur F/A-18 miliknya sendiri dalam insiden tembakan kawan di atas Laut Merah pada Sabtu.
Angkatan Laut AS secara tidak sengaja menembak jatuh jet tempur F/A-18 saat melancarkan serangan bom terhadap target-target yang diduga Houthi di Yaman.
F/A-18 ditembak jatuh oleh kapal penjelajah berpeluru kendali USS Gettysburg setelah lepas landas dari kapal induk USS Harry S. Truman, Komando Pusat AS (CENTCOM) mengonfirmasi pada Minggu pagi. Dua pilot Angkatan Laut berhasil keluar dari jet tempur dan berhasil diselamatkan dengan selamat, meskipun satu orang mengalami luka ringan.
Insiden itu terjadi tepat saat pesawat Amerika dan Inggris melakukan serangan bom baru yang menargetkan lokasi penyimpanan rudal dan fasilitas komando di Sanaa untuk mengganggu dan melemahkan operasi Houthi, menurut siaran pers CENTCOM yang dikeluarkan pada Sabtu malam.
“Selama operasi tersebut, pasukan CENTCOM juga menembak jatuh sejumlah kendaraan udara nirawak serang satu arah milik Houthi dan sebuah rudal jelajah antikapal (ASCM) di atas Laut Merah,” ungkap militer AS.
“Operasi tersebut melibatkan aset Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS, termasuk F/A-18,” katanya.
Beberapa jam kemudian, militer AS mengakui bahwa USS Gettysburg telah “secara keliru menembaki” F/A-18 tetapi tidak menyebutkan senjata apa yang digunakan untuk menembak jatuh pesawat itu.
Saat ini, penyelidikan sedang dilakukan untuk menentukan keadaan pasti dari insiden tersebut.
Sementara itu, Angkatan Bersenjata Yaman menyatakan telah menargetkan Kelompok Serangan Kapal Induk USS Harry S. Truman dalam Sabtu malam waktu setempat.
Operasi tersebut dilakukan dengan 8 Rudal Jelajah dan 17 Drone Kamikaze
dalam sebuah operasi yang mengakibatkan kegagalan serangan gabungan Amerika-Inggris di Yaman.
Serangan ini memicu kepanikan di kalangan operator kapal dan jet tempur Angkatan Laut AS, sehingga mendorong USS Gettysburg menembakkan rudal ke salah satu F18 mereka.
Komandan kapal penjelajah tersebut bertindak sebagai komandan pertahanan udara untuk kelompok penyerang, yang bertanggung jawab untuk mendeteksi dan menetralisir ancaman yang datang.
Dilaporkan, pasukan Amerika, bersama dengan beberapa sekutu, telah melaksanakan Operasi Prosperity Guardian, sebuah misi untuk melindungi lalu lintas perdagangan di Laut Merah dan Teluk Aden dari ancaman Houthi, selama 14 bulan terakhir.
Kelompok tersebut mengklaim telah menembak jatuh beberapa MQ-9 Reaper, tetapi hilangnya F/A-18 menandai pertama kalinya sebuah pesawat berawak Amerika hilang selama misi tersebut.