Oleh: Ronggosutrisno Tahir
Saya masih ingat betul apa yang saya alami pada tahun 1992, serasa baru saja kemarin berlalu. Bahwa untuk menjalankan tugas sebagai anggota DPRD Provinsi saja harus mengikuti Penataran Kewaspadaan Nasional (TARPADNAS) dI Cimanggis, Depok beberapa hari yang diselenggarakan oleh Pemda DKI Jakarta bersama Lemhanas.
Memori ingatan itu menyeruak manakala menyaksikan apa yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto saat menggelar Parade Senja dan pembekalan retret Kabinet Merah Putih di Akademi Militer Lembah Tidar, Magelang.
Dahulu di era Orde Baru, Tarpadnas wajib diikuti terutama para pejabat, tokoh agama, tokoh masyarakat, TNI dan orang yang dipilih untuk menjalankan tugas negara. Tarpadnas didasari oleh perlunya keseriusan untuk menjaga negara dari berbagai gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar negeri pada saat yang sama melaksanakan program-program kerja pembangunan.
Kalau pada era Orde Baru kegiatan itu dinamai Tarpadnas dan dilaksanajan dengan mekanisme yang baku dan sudah menjadi treatment Presiden Soeharto kala itu untuk membekali semua pejabat dari tingkat menteri hingga pejabat-pejabat di tingkat daerah.
Apa yang dilakukan Presiden Prabowo dengan mengumpulkan para pembantunya Kabinet Merah Putih di Lembah Tidar tidak lah sama persis dengan Tarpadnas pada masa Orde Baru, namun dalam istilah sekarang pembekalan selama tiga hari itu disebut lebih kepada RETRET dengan pola Militery Way.
Kata retret sendiri berasal dari bahasa Perancis, yaitu LA RETRAITE yang bermakna meninggalkan sejenak dari kesibukan sehari-hari dengan berada di suatu tempat khusus, sendiri ataupun berkelompok, melepas ke-rutinitas-an dengan segala aspek yang melekat untuk menumbuhkan chemistry baru sebagai bekal melangkah ke depan.
Retret yang diisi dengan pembekalan untuk para pembantu Presiden Prabowo, yaitu diantaranya para menteri, wakil menteri, para kepala badan setingkat menteri dan pimpinan lembaga tinggi lainnya digelar sejak Kamis, 25 hingga 28 Oktober adalah untuk membangun kekompakan, kebersamaan, rasa patriotisme dan nasionalisme yang dilakukan secara bersama atau berkelompok.
Pemilihan lokasi pembekalan Retret di Akmil Magelang itu pun untuk memberikan pembekalan ala Militery Way di mana tempat itu merupakan Candradimuka bagi para perwira tinggi terbaik dari TNI dan Polri.
Dalam rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan teratur diantaranya makan bersama, berkegiatan bersama, mendengarkan arahan bersama, sehingga terbangun kekompakan dan Chemistry di mana hal ini akan menjadi modal kerja kabinet lima tahun kedepan.
Pada hari pertama pembekalan Retret, Presiden Prabowo menekankan kepada para menteri bahwa acara tersebut merupakan ‘The Military Way’ yang biasa dilakukan di pemerintahan, bahkan di perusahaan-perusahaan guna menyelaraskan kedisiplinan dan kesetiaan dan loyalitas.
Bahkan sehari sebelumnya telah ada pembekalan yang dilakukan di Hambalang, di mana Presiden Prabowo memberikan arahan terkait situasi perkembangan geo politik global. Hal itu memberikan gambaran di mana posisi dan harus bagaimana Indonesia mengambil kebijakan regional dan internasional.
Untuk kabinet dengan jumlah besar ini, maka dapat dipahami langkah Presiden Prabowo memberikan pembekalan Retret dengan nuansa Militery Way, yaitu agar para pembantunya dapat menyamakan frekuensi. Bayangkan jika tidak ada frekuensi yang sama, para menteri akan menjalankan tugas sesuai irama frekuensinya masing-masing.
Dalam kurun waktu lebih dari dua dasa warsa, sejak reformasi 1998 baru pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ini lah pembekalan para pejabat kabinet dilakukan. Ini semata sebagai respon begitu besarnya harapan semua pihak yang disematkan pada kepemimpinan Presiden Prabowo lima tahun ke depan.
Tentu ada kekhawatiran akan terjadi gaya kepemimpinan militer Prabowo, itu sah-sah saja dan sebuah kewajaran akan timbulnya kembali pemerintahan yang otoriterianisme di mana yang ditekankan gaya komando militer.
Namun perlu diingat bahwa Jenderal (Purn) Prabowo tidak saja hanya terdidik di lingkungan dan keluarga militer. Prabowo juga sempat lama mengenyam pengalaman hidup di luar negeri. Berinteraksi dengan pemimpin-pemimpin dunia. Wal hasil, pada diri Presiden RI ke 8 ini sudah lengkap pada dirinya, kalau tidak boleh disebut sempurna, untuk membawa negara Indonesia ini lebih baik, dengan pencanangan target pertumbuhan 8% serta menyongsong Indonesia Emas.
Kita tahu, di usia yang sudah matang ini, Jenderal Prabowo secara karir jabatan, ekonomi dan capaian lainnya sudah terpenuhi. Berikut juga pemahamannya atas masalah bangsa ini, terutama pasca reformasi dan terutama lagi dalam 10 tahun terakhir, rasanya tidak berlebihan jika berkeyakinan Presiden Prabowo Subianto dapat dengan benar dan dengan cara yang benar pula memimpin bangsa ini ke arah yang lebih baik.
Semoga semua agenda kepemimpinan Presiden Prabowo akan dilandasi oleh suatu loyalitas, dedikasi dan motivasi yang sesuai dengan tujuan negara demokrasi yang tetap mengedepankan dominasi publik, namun menjaga agar dominasi publik itu tetap terkontrol dengan jiwa patriotisme dan nasionalisme yang dihasilkan dari pembekalan Retret Militery Way di Akademi Militer Lembah Tidar, Magelang.
KH Ir Ronggosutrisno Tahir BcHk /intip24News.com