Intip 24 news com – PEKALONGAN – Jawa Tengah – Kegiatan studi tour yang di selenggarakan pihak sekolah tiap setahun sekali saat ini menjadi sorotan dikalangan masyarakat, terutama oleh orang tua dan para wali murid. Selain dianggap banyak madhorotnya dibanding manfaatnya, kegiatan studi tour ini dinilai sangat membebani orang tua atau wali murid, hal ini mengingat mahalnya biaya kegiatan serta resiko perjalanan yang dilakukan selama kegiatan berlangsung.
Eko Subandi, salah seorang tokoh masyarakat Kajen Kabupaten Pekalongan yang juga orang tua atau wali murid yang anaknya bersekolah di salah satu sekolah swasta di wilayah Kajen kabupaten Pekalongan menyampaikan keluhan ini pada awak media, Sabtu (18/5/23)
Eko Subandi mengatakan bahwa kegiatan studi tour yang sudah menjadi program di tiap sekolahan sangat meresahkan dan membebani orang tua/wali murid. Pasalnya selain biaya yang cukup mahal, orang tua harus menyiapkan uang saku untuk anak atau siswa dalam waktu 2 harian di kegiatan tersebut. Padahal biasanya kegiatan studi tour diadakan menjelang tahun ajaran baru atau kenaikan siswa. Dimana pada tahun itu pengeluaran untuk kebutuhan sekolah juga cukup besar.
“Bayangkan saja, orang tua harus menyediakan paling tidak 1,5 juta untuk kegiatan study tour siswa. Padahal menjelang tahun ajaran baru, kenaikan kelas atau kelulusan, orang tua butuh biaya besar untuk beli buku, seragam yang harus di ganti, sepatu dan kelengkapan sekolah lainnya yang lebih penting” ujar Eko.
Eko meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan untuk mengeluarkan surat edaran larangan bagi sekolah untuk melakukan studi tour.
“Kami selaku orang tua meminta Dinas pendidikan untuk mengeluarkan surat edaran larangan yang tegas untuk study tour. Sehingga diharap nantinya tidak ada beban lagi yang ditanggung oleh orang tua atau wali murid, baik berupa biaya maupun resiko perjalanan dalam acara study tour” pungkas Eko.
( ARIYANTO )