Oleh: KH Ronggosutrisno Ta’in
Sebuah perjalanan karir dan bakti pada ibu pertiwi telah melewati proses yang tidak bisa disebut mudah, semudah membalikan telapak tangan. Karir dan pengabdian Prabowo Subianto telah sampai pada puncaknya dengan ditetapkannya sebagai presiden Republik Indonesia yang ke 8.
Ketika masih aktif di TNI AD, angka 8 disematkan kepada Prabowo oleh komandannya saat itu Luhut Binsar Panjaitan. Menurut Luhut Binsar Panjaitan, Prabowo diberi sebutan 08 adalah kode panggilan, karena posisinya sebagai wakilnya di mana sang komandan memakai kode panggilan 09.
Dalam kontestasi pemilihan presiden, Prabowo sudah beberapa kali berusaha untuk meraih jabatan itu. Itu karena dirinya merasa terpanggil untuk memberikan pengabdian tertingginya sebagai pemimpin negeri ini. Perhatiannya atas nasib bangsa dan negara, terutama dalam kancah internasional agar bangsa ini disegani dan berdiri sama tinggi dengan negara-negara besar dunia.
Kita dapat memahami jalan pikiran Prabowo dari apa yang ditulisnya dalam buku yang berjudul Paradoks Indonesia. Prabowo menunjukan keprihatinan atas kondisi bangsa di mana terjadi kondisi yang kontradiktif. Dalam buku itu Prabowo menulis “Indonesia Negara Kaya Raya, Tetapi Masih Banyak Rakyat (yang) Hidup Miskin”.
Tercatat sudah empat kali Prabowo mengikuti kontestasi pemilihan presiden dan wakil presiden sebelum akhirnya terpilih pada kesempatan kelima kalinya. Ini saja sudah menunjukan keuletan dan kesabaran yang belum tentu dimiliki tokoh lainnya.
Kesungguhan dan kepercayaan pada dirinya untuk tetap tampil sebagai tokoh bangsa yang diperhitungkan, Prabowo telah membuktikan integritas dan komitmen yang tinggi bagi kiprah dan baktinya pada negeri.
Jejak perjalanan itu telah menempa diri Prabowo Subianto untuk memberikan keyakinan bagi kita bahwa pada diri Presiden ke 8 ini akan mampu membawa Indonesia kepada kondisi yang lebih baik lagi di masa pemerintahanya.
Maka, selepas menjalani tugas kenegaraan yang merupakan amanah dari hasil pemilihan umum dengan berbagai dinamika sosial dan politik yang dilalui untuk kemudian menjalani perintah undang undang sebagai kepala negara dan panglima tertinggi angkatan bersenjata Republik Indonesia.
Jika kemudian Prabowo Subianto berhasil dengan sukses menghadirkan kindisi kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik, sebut saja diantaranya tentang perbaikan masalah hukum, ekonomi, sosial dan budaya. Begitu juga soal pembenahan politik dan demokrasi yang nyaris saja membuat bangsa ini terbelah pasca dua kali pemilihan umum, maka sukses dan keberhasilannya menjadi sangat pantas dan patut jika kemudian pada diri Prabowo Subianto tersemat gelar negarawan.
Lantas mencermati soal tidak kurang adanya108 orang yang dipanggil Prabowo untuk menduduki jabatan menteri dan wakil menteri, tidak sedikit publik yang kemudian merasa pesimis dan skeptis, serta menilai presiden terpilih Prabowo masih berada dalam tekanan.
Perihal ini samasekali tidak mengganggu optimisme terhadap sosok Prabowo Subianto, bahwa ia punya integritas serta Basic Leadership serta pengalaman semasa menjabat sebagai Danjen Kopasus dan juga Pangkostrad.
Untuk itu Jenderal H. Prabowo Subianto akan konsisten mempergunakan kabinet Zaken. Yang dalam kabinetnya bakal diisi para profesional serta para ahli dan punya kompetensinya tinggi di bidang tugasnya masing-masing. Itu hanya soal waktu, sebagai mana perjalanan karir dan pengabdian panjang yang telah ia lewati.
Selanjutnya, kematangan Prabowo akan membawa Indonesia ke luar dari kubangan masalah-masalah yang diwariskan pemerintahan sebelumnya. Dan pada gilirannya nanti Prabowo Subianto pantas dan layak disebut negarawan. Selanjutnya pada setiap negarawan akan berhenti mengakhiri purnabakti nya menjadi sang Pandito Ratu.
KH Ronggosutrisno Ta’in