Jurnalis: Deddy Emon
KERJA terbaik profesi wartawan salah satunya investigasi. Menjadi nikmat batin, bagi wartawan, saat hasil kerja investigasinya banyak diapresiasi pembacanya, atawa dinikmati lewat audio visual. Tuntutan kerja wartawan, pada galibnya, memperoleh fakta akurat yang tidak bercampur opini.
Organize Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang berkedudukan di Belanda, contoh salah satunya. Menebar banyak wartawan ke ratusan belahan dunia. Semata kerja investigasi.
Lantaran lingkupnya sisi-sisi skandal korupsi, maka OCCRP membidik pemimpin dunia yang terindikasi adanya skandal korupsi. Lembaga ini diapresiasi diberbagai belahan dunia.
Jika kemudian OCCRP menominasikan Jokowi nomor tiga sebagai pemimpin terkorup di dunia, lantas di sebuah negara yang bersangkutan muncul kontraversi, itu bukan wilayah OCCRP untuk dikemas menjadi berita terbarunya. Tidak menjadi hitungannya.
Prinsip kerja wartawan, menyuguhkan berita hasil reportasenya.
Umum tahu. Dalam kaidah akademis, wartawan itu kekuatan keempat dalam sebuah negara: setelah legislatif, yudikatif, dan eksekutif. Kecuali OCCRP, lembaga semacamnya ada dibelahan dunia lain.
Jauh sebelum Jokowi nangkring menjadi nominasi pemimpin terkorup ketiga di dunia, ada salah satu tokoh Indonesia masuk dalam 100 tokoh intelektual dunia. Satu satunya dari Indonesia bersanding dengan tokoh intelektual Yusuf Qordowi, Algore dan lain lain. Yang merilis berita ini adalah majalah koran policy terbitan Carnegie endowment for international Peace berpusat di Washington, Amerika Serikat. Sosok Indonesia yang masuk barisan 100 tokoh intelektual dunia, ialah Anies Baswedan.
Itu dirilis April 2008. Tidak ada kontraversi. Tidak disebut-sebut ada skandal intelektual. Salah satu alasan para tokoh ini masuk dalam 100 intelektual dunia, kata dalam rilis itu, mereka adalah sarjana, filosof, pemikir kelas dunia paling introsfektif. Anies Baswedan yang waktu itu sebagai Rektor Universitas Paramadina, dikatakan berperan penting dalam gerakan mahasiswa.
Akhirnya, Jokowi dan Anies Baswedan kita hormati sebagai tokoh Indonesia yang mendunia. Dan keduanya, diangkat kepermukaan sebagai tokoh dunia oleh lembaga dunia ternama di luar negeri. Lepas dari pro dan kontra, Kedua tokoh ini, sama sama milik bangsa Indonesia. Indonesia bangsa besar, telah melahirkan tokoh besar pada jamannya. Ya, selamatlah…