INTIP24 News – Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah melancarkan perang tarif, dengan mengenakan total bea masuk sebesar 145% atas impor barang dari China dalam sepekan terakhir. Beijing pun membalas dengan menaikkan bea masuk atas barang-barang Amerika hingga 125%
Kebijakan Trump didasari bahwa peningkatan bea masuk diperlukan untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan dan menghentikan Tiongkok dari “merampok AS.”
Sementara Presiden Tiongkok Xi Jinping mengecam tarif yang sangat tinggi yang diberlakukan Trump terhadap produk-produk Tiongkok sebagai intimidasi dan pemaksaan sepihak.
“Langkah yang diambil oleh presiden AS tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap aturan ekonomi dan perdagangan internasional, serta hukum ekonomi dasar dan akal sehat,” tegas Beijing.
Sengketa perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia telah mengganggu pasar global, menyebabkan harga minyak ke titik terendah dalam empat tahun dan menimbulkan kekhawatiran terhadap rantai pasokan global.
Dilansir dari Xin hua bahwa China telah mengumumkan akan menaikkan tarif balasan atas impor tertentu dari AS dari 84% menjadi 125%, yang semakin memperuncing pertikaian dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia.
Langkah tersebut, yang dirinci dalam pernyataan dari Komisi Tarif Dewan Negara Beijing, merupakan tanggapan langsung terhadap kenaikan tarif terbaru yang dilakukan Washington.
Presiden Xi mengatakan, tidak ada pemenang dalam perang tarif dan AS akan mengisolasi dirinya sendiri
“Amerika Serikat berisiko mengisolasi dirinya sendiri dengan menerapkan pembatasan perdagangan sepihak, Presiden Tiongkok Xi Jinping memperingatkan pada hari Jumat selama kunjungan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez ke Beijing.” tegas Xi.
Ia menambahkan, “tidak ada pemenang dalam perang tarif dan menentang dunia pada akhirnya akan menghasilkan isolasi diri,” kata Xi, dikutip kantor berita Xinhua.
Xi menghimbau Tiongkok dan Uni Eropa untuk “bersama-sama melawan intimidasi sepihak” guna melindungi hak dan kepentingan sah mereka, serta menegakkan aturan dan ketertiban internasional.
Uni Eropa, yang menjadi sasaran tarif sebesar 20% oleh AS, telah memperingatkan dampak ekonomi global yang signifikan dan telah berjanji untuk mengambil tindakan balasan. Awal minggu ini, Trump mengumumkan penghentian sementara bea masuk timbal balik selama 90 hari bagi sebagian besar mitra dagang AS, termasuk Uni Eropa, yang memungkinkan adanya peluang untuk negosiasi.
Brussels telah mengadopsi kebijakan “de-risking” terhadap impor Tiongkok, menyeimbangkan langkah-langkah perdagangan protektif seperti tarif kendaraan listrik dengan upaya menjaga hubungan ekonomi yang konstruktif.
Presiden Tiongkok itu pun menyatakan bahwa terlepas dari perubahan dalam lingkungan eksternal, negaranya akan tetap teguh, fokus, dan akan mengelola urusannya sendiri secara efisien.
“Selama lebih dari tujuh dekade, pertumbuhan Tiongkok telah didorong oleh kemandirian dan kerja keras, tidak pernah bergantung pada bantuan orang lain dan tidak pernah mundur dalam menghadapi penindasan yang tidak masuk akal, ” tandas Xi.