Tim Bulu tangkis Junior Indonesia Rebut Piala Suhandinata dari China Setelah Menang 3-1

INTIP24 News – Tim bulu tangkis junior
Indonesia berhasil merebut Piala Suhandinata setelah mengalahkan Tiongkok di partai final Kejuaraan Dunia Junior Bulu Tangkis 2024. Indonesia menang 110-103 atas Tiongkok pada Sabtu, 5 Oktober petang WIB.

Gelar juara “BWF World Junior Mixed Team Championships” ini terasa istimewa karena diraih setelah melalui perjuangan yang tidak mudah, mengalahkan Tiongkok di kandangnya. Ini juga menjadi balasan sepadan di final tahun lalu. Saat itu, tim junior Indonesia ditundukkan China dengan skor 1-3 di Spokane, Amerika Serikat.

Nomor ganda putri yang dimotori Febriana Dwipuji Kusuma/Putri Syaikah menjadi penentu kemenangan Indonesia pada partai keempat setelah mengalahkan Li Yi Jing/Tan Ning 16-21, 25-23, 21-13 selama satu jam 28 menit, menurut data bwfbadminton.com, Sabtu.

Dalam pertandingan ini, Indonesia sudah terlebih dulu unggul atas China dengan mencetak angka 2-0 melalui sektor ganda campuran Daniel Marthin/Indah Cahya Sari Jamil yang mengalahkan Feng Yan Zhe/Lin Fang Ling (21-18, 18-21, 21-11) dan melalui tunggal putri Putri Kusuma Wardani yang menang atas Zhou Meng 21-18, 20-22, 21-14.

Bacaan Lainnya

Namun keberuntungan Indonesia musti tertunda pada partai ketiga saat Bobby Setiabudi yang bertanding pada nomor tunggal putra harus dikalahkan Liu Liang 17-21, 21-17, 20-22.

Sementara pada partai terakhir, pasangan ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin bisa bernafas lega dengan kemenangan tersebut dan tidak harus melanjutkan pertandingan untuk menghadapi Di Zi Jian/Wang Chang.

Para anggota tim bulu tangkis junior Indonesia mengungkapkan kesan mereka setelah keluar sebagai pemenang Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Junior Beregu Piala Suhandinata 2024 di Nanchang, China, Sabtu.

Skuad Merah-Putih membawa pulang piala tersebut usai mengalahkan tim tuan rumah sekaligus unggulan pertama dalam laga final dengan skor tipis 110-103.

Ganda putri Isyana Syahira Meida/Rinjani Kwinara Nastine bisa dibilang menjadi bintang pada laga final ini. Turun dua kali, Isyana/Rinjani total mengumpulkan 26 poin.

Di laga pertama melawan Chen Fan Shu Tian/Liu Jia Yue, Isyana/Rinjani menang 22-15. Saat dimulai Indonesia sedang tertinggal 7-11 setelah Mutiara Ayu Puspitasari yang membuka laga menyerah dari Xu Wen Jing.

“Kami senang dan bersyukur bisa membawa kembali Piala Suhandinata ke Indonesia. Gelar ini kami persembahkan untuk semua masyarakat Indonesia yang selalu mendukung, untuk keluarga, pelatih, dan PBSI,” kata Rinjani, dikutip dari keterangan resmi PP PBSI.

“Kami sudah siap dari awal, kami sudah pernah bertemu mereka jadi kali ini kami yakin bisa unggul apalagi gimnya pendek. Kami tetap jaga fokus, jaga mental di laga kedua,” tambah Isyana.

Di partai ketiga dan keempat, China mulai mengejar tapi tidak berhasil menyalip. Indonesia masih unggul 44-40.

Indonesia kembali melebar keunggulan di partai kelima. Anselmus Breagit Fredy Prasteya/Pulung Ramadhan mengakhiri paruh pertama dengan kemenangan 55-48 atas Hu Ke Yuan/Lin Xiang Yi.

Mutiara menebus kesalahan saat tampil di partai kedua. Kembali berhadapan dengan Xu Wen Jing, juara Asia junior 2023 itu sukses melebarkan jarak poin 66-55.

“Tim ini sangat luar biasa. Setelah tiga edisi saya ikut Kejuaraan Dunia Junior akhirnya bisa membawa pulang Piala Suhandinata,” kata Mutiara.

Setelahnya, Indonesia makin tidak terkejar. Isyana/Rinjani, Darren Aurelius/Bernadine Anindya Wardana, dan Moh Zaki Ubaidillah menjalankan tugas dengan baik.

“Alhamdulillah bisa menjalankan tugas dengan baik di final ini. Senang menjadi bagian dari tim juara,” kata Ubed.

Akhirnya Anselmus/Pulung memastikan kemenangan Merah-Putih Muda dengan skor 110-103.

“Bahagia sekali hari ini. Rasanya campur aduk. Di laga pertama kami bisa menikmati pertandingan sementara di laga kedua tekanan dan tegangnya sangat terasa,” ujar Pulung.

“Kami terus fokus dengan pola permainan dan pertandingannya. Tidak memikirkan sekeliling, itu membuat kami tidak terpengaruh suporter tuan rumah,” tambah Ansel.

Adapun gelar ini terasa istimewa karena diraih setelah melalui perjuangan yang tidak mudah, mengalahkan China di kandangnya.

Ini juga menjadi balasan sepadan di final tahun lalu. Saat itu, tim junior Indonesia ditundukkan China dengan skor 1-3 di Spokane, Amerika Serikat.