INTIP24NEWS – Pejabat militer Anerika Serikat mengungkapkan bahwa Pentagon meningkatkan pengiriman senjata berat ke Ukraina dari pesawat kargo beralih ke kapal laut. Hal itu untuk menjamin kelancaran pasokan bantuan militer untuk negara yg sedang berkonflik dengan Rusia.
Dilansir dari RT yang mengutip The Washington Post pada Sabtu (27/8). AS telah secara signifikan memperluas ‘bantuan mematikan’ kepada pemerintah Ukraina ini mulai menggunakan rute laut. Washington mulai mengirim howitzer dan senjata berat lainnya.
“Begitu kami mulai memberi mereka howitzer, kami tahu bahwa kami akan membutuhkan lebih banyak amunisi,” kata Kolonel Angkatan Darat Steven Putthoff, wakil direktur operasi di Komando Transportasi AS.
“Jadi, kami dapat merencanakan lebih jauh ke depan, dan kemudian kami dapat mulai menggunakan lebih banyak angkutan laut untuk memberikan dukungan itu dan untuk mencapainya, terkadang bahkan sebelum permintaan.”
Pesawat jauh lebih cepat dalam membawa senjata dari AS ke Eropa, tetapi kapal dapat membawa lebih banyak kargo, kata surat kabar itu.
Pergantian dalam metode pengiriman Pentagon menandakan fase baru dalam konflik ketika “Ukraina dan mitranya menetap untuk apa yang diharapkan menjadi perang yang dapat berlanjut selama berbulan-bulan dan mungkin bertahun-tahun,” kata Washington Post.
Pejabat pertahanan AS menolak merinci rute khusus yang digunakan oleh Pentagon untuk mengirimkan senjata ke Ukraina, tambahnya
Washington telah menjadi pendukung utama Kiev di tengah konfliknya dengan Rusia, memberikan bantuan militer dan keuangan miliaran dolar, serta data intelijen.
Pengiriman AS ke militer Ukraina telah mencakup ribuan rudal anti-pesawat Stinger dan rudal anti-baju Javelin, serta perangkat keras canggih seperti peluncur roket ganda HIMARS, howitzer M777, dan drone tempur.
Paket bantuan militer terbaru sebesar $2,98 miliar – yang terbesar sejauh ini – diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden pertengahan minggu.
Sementara itu Rusia telah mengecam pasokan senjata ke Kiev oleh AS dan sekutunya, dengan alasan bahwa mereka hanya memperpanjang konflik dan meningkatkan risiko konfrontasi langsung antara Moskow dan NATO.
Sumber: RT
Editor: Hasan M