Oleh: KH Ronggosutrisno Tahir/ Ketua Pembina pada media INTIP24 News
Pada pembahasan sebelumya, telah diutarakan bahwa Televisi Republik Indonesia (TVRI) dalam situasi yang mengenaskan. selain dikepung persaingan tv-tv swasta, pengelolaan manajemen TV RI seakan mengabaikan profit. Padahal profit itulah kunci utama keberlangsungan hidup TVRI dan bahkan untuk mengantisipasi persaingan meraih pemirsa di tengah gencarnya serangan berbagai media dengan bermacam platform penyajian.
Mengutip ucapan Icang Rahardian terkait problematika ini, Ia mengungkapkan banyak ide-ide untuk membenahi dan mereformasi kinerja TV RI ini. Menurutnya, jika hari ini TVRI masih bernaung dalam Lembaga Penyiaran Pemerintah (LPP), masih memungkinkan dirubah menjadi Persero.
“Rubah status TVRI dari LPP menjadi persero. Konsep ini tentu harus diparipurnakan di DPR, tegasnya, dengan menyebut beberapa contoh televisi yang pernah ia bantu prakarsai hingga siaran,’ ujar Icang saat itu.
Tentang TV RI dan Persoalan nya
TVRI dengan kondisi yang menyedihkan, seolah terbelenggu dari kebebasan bergerak, berihtiar untuk bersaing mengembangkan dirinya agar dapat bersaing-bebas di era penyiaran digital ini.
Atau maaf apakah memang dibatasi geraknya oleh kebijakan baik pemerintah maupun DPR ?
Padahal, biarkan saja TV RI bergerak bebas selama tidak meninggalkan tugas dan fungsi wajibnya, menyangkut kepentingan pemerintahan misalnya, biarkan dia bersaing dengan tv-tv swasta yang begitu leluasanya mengcover pemberitaan dengan sangat bebas dan tak sedikit yang membuat program tidak bermutu, asal bisa membuat penonton ketawa cekikikan demi rating pemirsa.
Biarkan lah TV RI menjadi lembaga semi independen sehingga mampu secara mandiri membiayai program-program yang dapat meraup penggemar di seantero negeri bahkan manca negara.
Biarkan TVRI menjadi lembaga penyiaran yang berbasis bisnis berusaha untuk memperoleh sumber dana sendiri, sehingga direksi dapat membuat program kerjanya menjadi lebih progresive dan leluasa, sesuai dgn perolehan dari income-nya, dan dapat menyeseuaikan diri sejalan degan perkembangan penyiaran di masa informasi digital ini. Hal ini juga yang dikatakan Icang Rahardian.
Bayangkan jika strategi ini diterapkan juga di daerah, baik provinsi maupun kabupaten / kota di mana TV RI hadir secara terkoordinasi dengan TV RI pusat.
Zaman sudah berubah ! cara lama sudah kedaluarsa, siapa peminat TVRI saat ini, euweuh ! bahkan acara ke agamaan-nya juga tidak menarik.
TVRI jauh tertinggal dari Youtube, memalukan ! Hampir rakyat Indonesia saat ini yang haus akan berita lari ke Youtube, Google bahkan Tik-Tok yg nota bene ber-iklan.
KH Ronggosutrisno Tahir/ Ketua Pembina pada media INTIP24 News