INTIP24 – Resolusi Dewan Keamanan atau DK PBB yang menyerukan gencatan senjata segera diveto oleh Amerika Serikat pada hari Jumat (8/12). Hamas dan Otoritas Palestina dengan cepat mengutuk veto AS.
Israel meningkatkan serangannya di Gaza pada Sabtu 9 Desember 2023 pasca veto AS atas resolusi DK PBB tersebut.
Serangan Israel di kota selatan Khan Yunis menewaskan enam orang, sementara lima lainnya tewas dalam serangan terpisah di Rafah, kata kementerian itu pada Sabtu (9/12) seperti dikuttip dari Channel News Asia (CNA).
Israel telah berjanji untuk membasmi Hamas atas serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober ketika militan menerobos perbatasan militer Gaza untuk membunuh sekitar 1.200 orang dan menyandera, 138 di antaranya masih disandera, menurut hitungan Israel.
Sebagian besar wilayah Gaza telah hancur menjadi puing-puing dan PBB mengatakan sekitar 80 persen penduduknya telah mengungsi, dan dilaporkan terjadi kekurangan makanan, bahan bakar, air dan obat-obatan.
Hamas pada hari Sabtu mengecam penolakan AS terhadap upaya gencatan senjata dan menyebutnya sebagai “partisipasi langsung pendudukan dalam membunuh rakyat kami dan melakukan lebih banyak pembantaian dan pembersihan etnis”.
Sementara Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh mengatakan hal itu adalah “aib dan cek kosong yang diberikan kepada negara pendudukan untuk melakukan pembantaian, penghancuran, dan penggusuran”.
Veto tersebut dengan cepat dikutuk oleh kelompok-kelompok kemanusiaan, dan Doctors Without Borders (MSF) mengatakan Dewan Keamanan “terlibat dalam pembantaian yang sedang berlangsung”.
Militer Israel mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka telah menyerang 450 sasaran di Gaza selama 24 jam, yang menunjukkan rekaman serangan dari kapal angkatan laut di Mediterania.
Kementerian Kesehatan Hamas melaporkan 40 orang tewas di dekat Kota Gaza di utara, dan puluhan lainnya di Jabalia dan kota utama Khan Younis di selatan.